Rabu, 10 Oktober 2012

Ekuitas


EKUITAS

A. Pengertian
Ekuitas didefinisi secara mekanik atau prosedural dalam kaitannya dengan elemen-elemen statemen keuangan yang lain. Dalam kerangka dasar Standar Akuntansi Keuangan (SAK), misalnya IAI mendefinisikan ekuitas sebagai berikut (pasal 49) :
Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan telah dikurangi semua kewajiban.
Definisi tersebut tidak berbeda dengan FASB dalam SFAC No. 6. Karena didefinisi atas dasar aset dan kewajiban, nilai ekuitas juga bergantung pada bagaimana aset dan kewajiban diukur. Godfrey, Hodgson, dan Holmes (1997) membedakan kewajiban atas dasar kriteria berikut (hlm. 421-423):
a. Hak-hak masing-masing pihak atas penyelesaian klaim (hak kreditor dan hak pemilik)
b. Hak penggunaan aset dalam operasi
c. Substansi ekonomik perjanjian.


Ekuitas Pemegang Saham
Ekuitas pemegang saham adalah perbedaan antara aktiva dan kewajiban perusahaan yang merupakan kontribusi kumulatif bersih oleh pemegang saham ditambah laba yang telah ditahan. Sebagai kepentinga residu, ekuitas pemegang saham tidak memiliki eksistensi di luar aktiva dan kewajiban perusahaan. Ekuitas peegang saham sama dengan aktiva bersih. Ekuitas pemegang saham bukan mrupakan kalim aktiva khusus tetapi klaim atas bagian dari toatal aktiva. Jumlahnya tidak bisa ditentukan secara spesifik atau tetap , karena hal itu tergantung pada profitabilitas perusahaan.
Ekuitas pemegang saham bertambah jika perusahaan memperoleh keuntungan, dan menurun atau menghilang jika perusahaan mengalami kerugian.

Komponen Ekuitas Pemegang Saham
Ekuitas pemegang saham dipisahkan dalam dua komponen penting yaitu modal setoran dan laba ditahan. Modal setoran dipecah menjadi modal saham sebagai modal yuridis dan modal setoran tambahan, dan komponen lain yang merefleksi transaksi pemilik (misalnya saham treasuri atau modal sumbangan).
Tujuan Penyajian Ekuitas
Pada umumnya tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah menyediakan informasi kepada yang berkepentingan tentang efesiensi dan kepengurusan  manajemen. Tujuan yang lain adalah menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemegang ekuitas lainnya, serta merupakan tanggung jawab yuridis pemilik. Untuk memenuhi tersebut, informasi yang harus disampaikan berkaitan tentang ekuitas pemegang saham tersebut minimal adalah sumber ekuitas pembatas pembatasan pembagian dividen dan likuidasi, batas perlindungan dan urutan penyerapan rugi.

Pembedaan Modal Setoran dan Laba Ditahan
Klasifikasi ekuitas pemegang saham menjadi modal setoran dan laba ditahan sebenarnya merefleksi pembedaan atas dasar sumber. Ditinjau dari sumber, ada beberapa komponen yang membentuk ekuitas pemegang saham, yaitu:
1. Jumlah rupiah yang disetorkan oleh pemegang saham
2. Laba ditahan yang merupakan sisa laba setelah pembagian dividen
3. Jumlah rupiah yang timbul akibat operasi/revaluasi aset fisis tertentu
4. Jumlah rupiah donasi dari pihak nonpemegang saham
5. Sumber lainnya
Pembedaan antara dua bagian elemen ekuitas pemegang sangat penting. Dari segi administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya melaba sehingga laba ditahan harus selalu dipisahkan dengan modal setoran meskipun jumlah akhirnya ditotal untuk membentuk ekuitas pemegang saham.

Modal Yuridis
Modal yuridis timbul karena ketentuan hukum yang mengharuskan bahwa harus ada sejumlah rupiah yang harus dipertahankan dalam rangka perlindungan terhadap pihak lain. Modal yuridis merupakan jumlah rupiah “minimal” yang harus disetor oleh investor sehingga membentuk modal yuridis (legal capital).


Besarnya Modal Yuridis
Dalam hal saham bernilai nominal, modal yuridis dapat sama dengan jumalh yang dikenal dengan nama modal saham. Modal saham menunjuk jumlah rupiah perkalian antara cacah saham beredar dengan nilai nominal per saham.

Modal Setoran Lain
Nominal saham sering dianggap bukan merupakan harga efektif saham sehingga secara akuntansi penentuan nilai nominal saham sebenarnya tidak bermakna ekonomik. Saham dapat diterbitkan tanpa nilai nominal. Ada dua alasannya yaitu :
· Untuk menghindari utang bersyarat dalam hal saham terjual dibawah harga nominal.
· Tidak ada hubungan antara nilai nominal dengan harga pasar saham.

Perubahan Modal Setoran
Tujuan utama perekayasaan akuntansi modal setoran ini adalah untuk membedakan secara tegas antara perubahan akibat transaksi operasi. Berbagai sumber yang dapat mengubah modal setoran dengan berbagai masalah teoritisnya adalah :
1. Pemesanan saham (stock subscription)
2. Obligasi terkonversi atau berhak-tukar (convertible bonds)
3. Saham istimewa terkonversi atau berhak tukar (convertible stocks)
4. Dividen saham (stock dividens)
5. Hak beli saham, opsi, dan waran (stock rights, options, and warrants)
Opsi saham ada dua :
· Opsi saham nonimbalan
· Opsi saham imbalan
6. Saham treasuri (treasury stocks)

Penurunan Modal Setoran
Pada umumnya lebih banyak faktor yang bersifat menaikkan modal setoran daripada yang menurukan modal setoran. Alasannya adalah bahwa begitu modal disetor dan tertanam dalam perusahaan, modal tersebut akan menjadi investasi permanen dalam perusahaan. Modal setoran tidak akan berkurang kecuali ada pembayaran atau pembagian dividen yang dapat dikategori sebagai dividen likuidasi atau penarikan kembali saham yang beredar secara permanen. Paton dan Littleton (1970) sangat menegaskan bahwa perubahan karena transaksi modal harus dibedakan secara tegas dengan perubahan karena transaksi operasi.

Perubahan Laba Ditahan
Terdapat bebrapa hal lain yang dapat menyebabkan laba ditahan dalam suatu perioda berubah selain karena transaksi modal tetapi karena transaksi khuusus yaitu :
a. Penyesuaian perioda-lalu
b. Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya
Koreksi kesalahan terbagi atas :
· Koreksi sebagai penyesuai laba ditahan
· Koreksi sebagai penyesuai modal setoran lain
· Koreksi sebagai komponen statemen laba-rugi
c. Pengaruh perubahan akuntansi
Ada tiga macam perubahan akuntansi :
· Perubahan prinsip ata metoda akuntansi
· Perubahan taksiran akuntansi
· Perubahan kesatuan pelaporan
d. Kuasi-reorganisasi
Dewan Standar Akuntansi menetapkan syarat-syarat perusahaan yang dapat melakukan kuasi-reorganisasi yaiatu (PSAK No. 51, pasal 11) :
· Perusahaan mengalami defisit dalam jumlah yang material
· Perusahaan harus memiliki status kelancaran uasaha dan memiliki prospek yang baik pada saat kuasi-reorganisasi dilakukan
· Perusahaan sedang tidak menghadapi permohonan kepailitan
· Tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku
· Saldo ekuitas sesudah kuasi-reorganisasi harus positif

Penyajian Modal Pemegang Saham
Urutan penyajian kewajiban dan modal pemegang saham dalam neraca sebenarnya menggambarkan urutan perlindungan dalam kondisi perusahaan mengalami defisit dan dalam kondisi perusahaan dilikuidasi.

Urutan Penyarapan Rugi
Urutan penyerapan biaya, rugi, dan rugi luar biasa dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Pendapatan kotor
b. Laba bersih
c. Laba ditahan
d. Premium modal saham
e. Modal saham

Urutan Menerima Distribusi Aset
Urutan perlindungan menunjukkan siapa yang harus didahulukan dalam menerima distribusi aaset atau siapa yanng menanggung segala akibat dalam kasus perusahaan likuidasi. Urutan ini menjadi basis penyajian untuk kewajiban dan ekuitas pemegang saham. Urutan perlindungan dapat dikemukakan sebagai berikut :
· Karyawan dan pemerintah
· Kreditor berjaminan
· Kreditor takberjaminan
· Pemegang saham prioritas
· Pemegang saham biasa

Perincian Laba Ditahan
Bila komponen-komponen tertentu yang berasal dari transaksi operasi dilaporkan langsung ke laba ditahan, laba ditahan dapat disajikan dan dirinci atas dasar sumber. Dan dapat pula disajikan dengan memerincinya atas dasar tujuan dengan cara yang disebut apropriasi dan pembatasan.

Perincian Atas Dasar Sumber
Dengan dasar ini, laba ditahan dapat dirinci menjadi laba ditahan yang berasal dari operasi normal atau rutin dan yang berasal dari laba luar biasa.

Perincian Atas Dasar Tujuan Penggunaan
Dalam praktik, perincian ini ditunjukkan dengan adanya pos cadangan jaminan sosial, laba ditahan terbatas, dan cadangan umum.

Laba Komprehensif
Semua perubahan akibat transaksi operasi harus dilaporkan melalui statemen laba-rugi. masalah teoritis dalam hal ini adalah pos-pos mana sajakan yang disajikan melalui statemen laba-rugi dan pos-pos mana saja yang dilaporkan melalui statemen laba ditahan. Ada dua pendekatan yang dianuuut yaitu :
1. Laba Kinerja Sekarang.
Pendekatan ini hanya memasukkan kedalam statemen laba-rugi pos-pos operasi yang dianggap bertalian dengan tahun berjalan dan pengguanaan aset untuk mencapai tujuan utama.
2. Laba Semua-Termasuk.
Pendekatan ini menekankan pemisahan secara tegas transaksi operasi dalam arti luas dan transaksi modal.

Alasan Mendasar
Paton dan Littleton (1970) mengajukan argumen endasar dalam mendukung pendekatan laba semua-termasukyaitu konsep pemanfaatan aset. Konsep ini memandang bahwa manajemen mengelola aset sebagai satu kesatuan.

Penyajian Laba Komprehensif
Deang dianutnya pendkatan laba semua-termasuk atau laba komprehensif, masalahnya adalah bagaimana menyajikan komponen-komposenpembentuk laba komprehensif dan bagaimana meretia disajikan dalam statemen laba-rugi. berikut komponen-komponen pembentuk statemen laba-rugi :
1. Seksi operasi utama
a. Penjualan atau pendapatan
b. Kos barang terjual
c. Biaya penjualan
d. Biaya administratif atau umum
2. Seksi Operasi Tambahan
a. Pendapatan lainnya dan untung
b. Biaya lainnya dan rugi
3. Pajak penghasialan
4. Operasi hentian/tak lanjutkanan
5. Pos-pos luar biasa/ekstraordiner
6. Pengaruh kumulatif perubahan prinsip akuntansi
7. Pengaruh kumulatif perubahan estimat/taksiran
8. Perubahan ekuitas nonpemilik lainnya, termasuk pos-pos penerobos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar