EKUITAS
A.
Pengertian
Ekuitas didefinisi secara mekanik atau prosedural dalam kaitannya
dengan elemen-elemen statemen keuangan yang lain. Dalam kerangka dasar Standar Akuntansi Keuangan (SAK), misalnya IAI mendefinisikan ekuitas
sebagai berikut (pasal 49) :
Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan telah dikurangi
semua kewajiban.
Definisi tersebut tidak berbeda dengan FASB dalam SFAC No. 6. Karena
didefinisi atas dasar aset dan kewajiban, nilai ekuitas juga bergantung pada
bagaimana aset dan kewajiban diukur. Godfrey, Hodgson, dan Holmes (1997)
membedakan kewajiban atas dasar kriteria berikut (hlm. 421-423):
a. Hak-hak masing-masing
pihak atas penyelesaian klaim (hak kreditor dan hak pemilik)
b. Hak penggunaan aset
dalam operasi
c. Substansi ekonomik
perjanjian.
Ekuitas Pemegang Saham
Ekuitas pemegang saham
adalah perbedaan antara aktiva dan kewajiban perusahaan yang merupakan
kontribusi kumulatif bersih oleh pemegang saham ditambah laba yang telah
ditahan. Sebagai kepentinga residu, ekuitas pemegang saham tidak memiliki
eksistensi di luar aktiva dan kewajiban perusahaan. Ekuitas peegang saham sama
dengan aktiva bersih. Ekuitas pemegang saham bukan mrupakan kalim aktiva khusus
tetapi klaim atas bagian dari toatal aktiva. Jumlahnya tidak bisa ditentukan
secara spesifik atau tetap , karena hal itu tergantung pada profitabilitas
perusahaan.
Ekuitas pemegang saham bertambah jika perusahaan memperoleh keuntungan, dan menurun atau menghilang jika perusahaan mengalami kerugian.
Ekuitas pemegang saham bertambah jika perusahaan memperoleh keuntungan, dan menurun atau menghilang jika perusahaan mengalami kerugian.
Komponen Ekuitas Pemegang Saham
Ekuitas pemegang saham dipisahkan dalam dua komponen penting yaitu
modal setoran dan laba ditahan. Modal setoran dipecah menjadi modal saham
sebagai modal yuridis dan modal setoran tambahan, dan komponen lain yang
merefleksi transaksi pemilik (misalnya saham treasuri atau modal sumbangan).
Tujuan Penyajian Ekuitas
Pada umumnya tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah
menyediakan informasi kepada yang berkepentingan tentang efesiensi dan
kepengurusan manajemen. Tujuan yang lain
adalah menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek investasi pemilik
dan pemegang ekuitas lainnya, serta merupakan tanggung jawab yuridis pemilik.
Untuk memenuhi tersebut, informasi yang harus disampaikan berkaitan tentang
ekuitas pemegang saham tersebut minimal adalah sumber ekuitas pembatas
pembatasan pembagian dividen dan likuidasi, batas perlindungan dan urutan
penyerapan rugi.
Pembedaan Modal Setoran dan Laba Ditahan
Klasifikasi ekuitas pemegang saham menjadi modal setoran dan laba
ditahan sebenarnya merefleksi pembedaan atas dasar sumber. Ditinjau dari
sumber, ada beberapa komponen yang membentuk ekuitas pemegang saham, yaitu:
1. Jumlah rupiah yang
disetorkan oleh pemegang saham
2. Laba ditahan yang
merupakan sisa laba setelah pembagian dividen
3. Jumlah rupiah yang
timbul akibat operasi/revaluasi aset fisis tertentu
4. Jumlah rupiah donasi
dari pihak nonpemegang saham
5. Sumber lainnya
Pembedaan antara dua bagian elemen ekuitas pemegang sangat penting.
Dari segi administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya melaba
sehingga laba ditahan harus selalu dipisahkan dengan modal setoran meskipun
jumlah akhirnya ditotal untuk membentuk ekuitas pemegang saham.
Modal Yuridis
Modal yuridis timbul karena ketentuan hukum yang mengharuskan bahwa
harus ada sejumlah rupiah yang harus dipertahankan dalam rangka perlindungan
terhadap pihak lain. Modal yuridis merupakan jumlah rupiah “minimal” yang harus
disetor oleh investor sehingga membentuk modal yuridis (legal capital).
Besarnya Modal Yuridis
Dalam hal saham bernilai nominal, modal yuridis dapat sama dengan
jumalh yang dikenal dengan nama modal
saham. Modal saham menunjuk jumlah rupiah perkalian antara cacah saham
beredar dengan nilai nominal per saham.
Modal Setoran Lain
Nominal saham sering dianggap bukan merupakan harga efektif saham
sehingga secara akuntansi penentuan nilai nominal saham sebenarnya tidak
bermakna ekonomik. Saham dapat diterbitkan tanpa nilai nominal. Ada dua alasannya yaitu :
· Untuk menghindari utang bersyarat dalam hal saham terjual
dibawah harga nominal.
· Tidak ada hubungan antara nilai nominal dengan harga
pasar saham.
Perubahan Modal Setoran
Tujuan utama perekayasaan akuntansi modal setoran ini adalah untuk
membedakan secara tegas antara perubahan akibat transaksi operasi. Berbagai
sumber yang dapat mengubah modal setoran dengan berbagai masalah teoritisnya
adalah :
1. Pemesanan saham (stock subscription)
2. Obligasi terkonversi
atau berhak-tukar (convertible
bonds)
3. Saham istimewa
terkonversi atau berhak tukar (convertible
stocks)
4. Dividen saham (stock dividens)
5. Hak beli saham, opsi,
dan waran (stock rights,
options, and warrants)
Opsi saham ada dua :
· Opsi saham nonimbalan
· Opsi saham imbalan
6. Saham treasuri (treasury stocks)
Penurunan Modal Setoran
Pada umumnya lebih banyak faktor yang bersifat menaikkan modal setoran
daripada yang menurukan modal setoran. Alasannya adalah bahwa begitu modal disetor
dan tertanam dalam perusahaan, modal tersebut akan menjadi investasi permanen
dalam perusahaan. Modal setoran tidak akan berkurang kecuali ada pembayaran
atau pembagian dividen yang dapat dikategori sebagai dividen likuidasi atau
penarikan kembali saham yang beredar secara permanen. Paton dan Littleton (1970) sangat
menegaskan bahwa perubahan karena transaksi modal harus dibedakan secara tegas
dengan perubahan karena transaksi operasi.
Perubahan Laba Ditahan
Terdapat bebrapa hal lain yang dapat menyebabkan laba ditahan dalam
suatu perioda berubah selain karena transaksi modal tetapi karena transaksi
khuusus yaitu :
a. Penyesuaian
perioda-lalu
b. Koreksi kesalahan
dalam laporan keuangan sebelumnya
Koreksi kesalahan terbagi atas :
· Koreksi sebagai penyesuai laba ditahan
· Koreksi sebagai penyesuai modal setoran lain
· Koreksi sebagai komponen statemen laba-rugi
c. Pengaruh perubahan
akuntansi
· Perubahan prinsip ata metoda akuntansi
· Perubahan taksiran akuntansi
· Perubahan kesatuan pelaporan
d. Kuasi-reorganisasi
Dewan Standar Akuntansi menetapkan syarat-syarat perusahaan yang dapat
melakukan kuasi-reorganisasi yaiatu (PSAK No. 51, pasal 11) :
· Perusahaan
mengalami defisit dalam jumlah yang material
· Perusahaan
harus memiliki status kelancaran uasaha dan memiliki prospek yang baik pada
saat kuasi-reorganisasi dilakukan
· Perusahaan
sedang tidak menghadapi permohonan kepailitan
· Tidak
bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku
· Saldo
ekuitas sesudah kuasi-reorganisasi harus positif
Penyajian Modal Pemegang Saham
Urutan penyajian kewajiban dan modal pemegang saham dalam neraca
sebenarnya menggambarkan urutan perlindungan dalam kondisi perusahaan mengalami
defisit dan dalam kondisi perusahaan dilikuidasi.
Urutan Penyarapan Rugi
Urutan penyerapan biaya, rugi, dan rugi luar biasa dapat digambarkan
sebagai berikut :
a. Pendapatan kotor
b. Laba bersih
c. Laba ditahan
d. Premium modal saham
e. Modal saham
Urutan Menerima Distribusi Aset
Urutan perlindungan menunjukkan siapa yang harus didahulukan dalam
menerima distribusi aaset atau siapa yanng menanggung segala akibat dalam kasus
perusahaan likuidasi. Urutan ini menjadi basis penyajian untuk kewajiban dan
ekuitas pemegang saham. Urutan perlindungan dapat dikemukakan sebagai berikut :
· Karyawan dan pemerintah
· Kreditor berjaminan
· Kreditor takberjaminan
· Pemegang saham prioritas
· Pemegang saham biasa
Perincian Laba Ditahan
Bila komponen-komponen tertentu yang berasal dari transaksi operasi
dilaporkan langsung ke laba ditahan, laba ditahan dapat disajikan dan dirinci
atas dasar sumber. Dan dapat pula disajikan dengan memerincinya atas dasar
tujuan dengan cara yang disebut apropriasi dan pembatasan.
Perincian Atas Dasar Sumber
Dengan dasar ini, laba ditahan dapat dirinci menjadi laba ditahan yang
berasal dari operasi normal atau rutin dan yang berasal dari laba luar biasa.
Perincian Atas Dasar Tujuan Penggunaan
Dalam praktik, perincian ini ditunjukkan dengan adanya pos cadangan
jaminan sosial, laba ditahan terbatas, dan cadangan umum.
Laba Komprehensif
Semua perubahan akibat transaksi operasi harus dilaporkan melalui
statemen laba-rugi. masalah teoritis dalam hal ini adalah pos-pos mana sajakan
yang disajikan melalui statemen laba-rugi dan pos-pos mana saja yang dilaporkan
melalui statemen laba ditahan. Ada
dua pendekatan yang dianuuut yaitu :
1. Laba Kinerja
Sekarang.
Pendekatan ini hanya memasukkan kedalam statemen laba-rugi pos-pos
operasi yang dianggap bertalian dengan tahun berjalan dan pengguanaan aset
untuk mencapai tujuan utama.
2. Laba
Semua-Termasuk.
Pendekatan ini menekankan pemisahan secara tegas transaksi operasi
dalam arti luas dan transaksi modal.
Alasan Mendasar
Paton dan Littleton
(1970) mengajukan argumen endasar dalam mendukung pendekatan laba
semua-termasukyaitu konsep pemanfaatan aset. Konsep ini memandang bahwa
manajemen mengelola aset sebagai satu kesatuan.
Penyajian Laba Komprehensif
Deang dianutnya pendkatan laba semua-termasuk atau laba komprehensif,
masalahnya adalah bagaimana menyajikan komponen-komposenpembentuk laba
komprehensif dan bagaimana meretia disajikan dalam statemen laba-rugi. berikut
komponen-komponen pembentuk statemen laba-rugi :
1. Seksi operasi utama
a. Penjualan
atau pendapatan
b. Kos barang terjual
c. Biaya
penjualan
d. Biaya
administratif atau umum
2. Seksi Operasi
Tambahan
a. Pendapatan
lainnya dan untung
b. Biaya
lainnya dan rugi
3. Pajak penghasialan
4. Operasi hentian/tak
lanjutkanan
5. Pos-pos luar
biasa/ekstraordiner
6. Pengaruh kumulatif
perubahan prinsip akuntansi
7. Pengaruh kumulatif
perubahan estimat/taksiran
8. Perubahan ekuitas
nonpemilik lainnya, termasuk pos-pos penerobos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar